Thursday, February 09, 2006

Kaca Benggala

Kaca itu diletakkan tepat didepan mataku,seolah memaksaku untuk tetap menatapnya dan kenyataanya aku terpaku.Aku terpaku menatap 6 perempuan sebaya ibuku menari dengan lincah diatas panggung.Diiringi lagu cina yang dinamis,kadang tangan mereka bergerak gemulai diatas telinga seolah mencari alunan angin padang savana tempat tarian itu bermula.Dengan bibir tetap tersenyum,alunan lagu mendesah dari sela bibir mereka,mendendangkan lagu,mencari kawan di padang.
Aku hanya bisa menggeleng kepala,rasa keharuan mendesak diatas dada,air mata mengembang dipelupuk mata.Luar biasa,hanya itu yang bisa terucap....mengingat mereka ada 20 tahun lebih didepan kita.
Menikmati hidup tanpa prasangka buruk terhadap apapun,siapapun.
Seperti setelah mereka menyelesaikan tarian persembahan,duduk disebelahku menikmati hidangan (yang sungguh sedapnya luar biasa),dengan senang hati Mrs.Lim (sungguh mati,sisa sisa garis kecantikan masih membayang,make up yang rapi,badan terawat......ciut nyaliku) dengan senang hati menerangkan satu persatu apa saja arti disebalik hidangan yang tersaji.
Dimulai dengan Ying Sang,karedok cina yang hanya dihidangkan 1 th sekali selama Cap Go Meh.Hidangan serba sayuran yang diserut memanjang menandakan panjang umur,panjang rejeki,panjang jodoh.Dicampur dengan saus asam manis,dimakan bersama campuran irisan ikan salmon mentah.
Dengan sumpit kami ber 8 yang duduk dalam 1 meja bersama sama mengaduk Ying Sang.semakin tinggi adukan semakin baik karena doa yang dipanjatkan semakin banyak.
Hidangan ke dua Sup Sirip Ikan Hiu,hidangan baru buatku.Semua bahan diserut memanjang,karena itu hakekatnya.
Begitu juga dengan hidangan berikutnya,Ayam panggang saos plum,Udang goreng telur dan kari pedas yang teramat sangat memanjakan lidahku,sampai dengan Puding Ketan gula jawa (semacam kue krajang) goreng telur yang tetap harus dimakan (walau perut penuh) karena dalam bahasa cina puding itu berarti kita menapak lebih tinggi.Aku pikir minuman hangat biji lotus,herb cina,longan adalah hidangan terakhir,ternyata sebuah piring kecil tetap disajikan dimeja.Sesaat kemudian nasi goreng tersaji......Aku menyerah kalah.Nasi itu tidak kusentuh sama sekali.Dan yang luar biasa adalah perempuan-perempuan luar biasa dihadapanku itu menyantap hidangan dengan sangat menyenangkan.
Hari itu,satu karunia Tuhan benar-benar dibentangkan didepan mataku.Memantulkan satu sosok perempuan paruh baya yang tangguh,mengisi hari-hari akhir dengan semangat.Terlepas karena mereka dikaruniai materi lebih dibanding yang lain,aku tetap menganggap mereka perempuan-perempuan luar biasa,karena mereka berbuat yang terbaik dengan kelebihannya itu.Satu hikmah yang aku petik dari sana: Hidup untuk berbuat yang terbaik,hidup bukan untuk mati sia-sia..

Buat Yu Enda : terima kasih karena mengajakku menemukan pengalaman baru.
Buat Mbak Murni : terima kasih dengan membukakan pintu memasuki wawasan lain lewat undangannya.Sangat berarti buatku.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home